Para agen BTPN Wow! mulai menikmati tambahan penghasilan seiring
bertambahnya volume transaksi serta jumlah nasabah yang dilayani. Salah
satunya Teguh Setyo Budi, pedagang kelontong warga Desa Pringapus,
Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Pria kelahiran 1971 tersebut
berubah hidupnya setelah menjadi agen BTPN Wow! Seperti apa?
EKO WAHYU BUDIYANTO
TEGUH Setyo Budi bergabung sebagai agen BTPN Wow!
pada Juni 2015. Ia menjadi perpanjangan tangan bank dalam melayani
masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
BTPN Wow! merupakan inovasi BTPN dalam Program Layanan Keuangan Tanpa
Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI) yang digagas
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BTPN Wow! adalah layanan perbankan bagi
mass market
yang memanfaatkan teknologi telepon genggam dan didukung jasa agen
sebagai perpanjangan tangan BTPN untuk meningkatkan jangkauan layanan
kepada nasabah di seluruh pelosok Indonesia.
Dengan dibantu jasa agen, masyarakat yang tinggal jauh dari pusat
kota bisa menikmati layanan perbankan tanpa perlu jauh-jauh mencari
kantor cabang bank atau ATM. Nasabah dapat melakukan pembukaan rekening,
tarik, dan setor uang melalui agen bank dengan biaya yang sangat murah.
Sementara itu, berbagai transaksi di antaranya mengirim uang, membeli
pulsa, serta membayar tagihan listrik/air, telepon, asuransi, TV
berlangganan, dan membeli tiket dapat dilakukan melalui telepon genggam.
Menggunakan teknologi USSD (
Unstructured Supplementary Services Data), BTPN Wow! dapat beroperasi pada segala jenis telepon genggam berbasis GSM (tidak harus
smartphone) meskipun dengan sinyal minimum.
Saat ditemui
Jawa Pos Radar Semarang di kediamannya, Dusun
Klesem RT 02 RW 02 Desa Pringapus, Kecamatan Pringapus, Teguh
mengisahkan awal mula dirinya menjadi agen Laku Pandai BTPN Wow! hingga
sukses seperti sekarang.
BTPN Wow!, cerita Teguh, sebenarnya masuk ke Pringapus di saat yang
kurang tepat. Suasananya kurang kondusif karena warga desa baru saja
dikecewakan dengan tutupnya sebuah koperasi. Banyak nasabah, termasuk
Teguh, kecewa dengan kejadian itu. Warga pun trauma berhubungan dengan
lembaga keuangan.
Meski masih diliputi trauma, Teguh memberanikan diri untuk menerima
tawaran BTPN Wow! yang saat itu gencar menawarkan penduduk di desanya
untuk menjadi agen.
Salah satu pertimbangan Teguh, masyarakat di sekitar tempat
tinggalnya memiliki kemauan menabung yang tinggi. Mereka hanya butuh
diyakinkan bahwa produk BTPN Wow! bukan hanya aman, tetapi juga praktis
dan terjangkau. ”Layanan perbankan ini sangat mudah, cukup menggunakan
handphone dalam bertransaksi. Saya optimistis karena ini pengalaman baru berbank,” katanya.
Setelah resmi menjadi agen, Teguh langsung tancap gas
menyosialisasikan program BTPN Wow! kepada masyarakat setempat. Namun,
bukan sambutan antusias yang dia terima. Teguh justru mendapat cibiran
dari warga, khususnya eks nasabah koperasi. ”Waktu itu susahnya minta
ampun. Mereka takut kalau BTPN Wow! ini nasibnya sama seperti koperasi,”
ujar pemilik Toko Asik ini.
Namun, Teguh tak berkecil hati. Ia justru semakin semangat untuk
meyakinkan warga bahwa BTPN Wow! tidak seperti apa yang mereka
perkirakan. Sosialisasi dilakukan lewat berbagai hal. Seperti saat ada
kumpulan warga, arisan RT, arisan Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK),
maupun saat ada warga yang tengah berbelanja di toko kelontongnya.
Kepada setiap pembeli yang datang ke toko berukuran 3×4 meter
miliknya itu, Teguh pun mencoba menawarkan BTPN Wow!. Perlahan namun
pasti, akhirnya satu persatu pelanggan tokonya, termasuk eks nasabah
koperasi, tertarik dengan BTPN Wow!.
Sebagian besar warga terpikat menjadi nasabah BTPN Wow! karena ada fitur pembelian pulsa seluler melalui
handphone sendiri. ”Awalnya calon nasabah belum paham bagaimana membeli pulsa melalui
handphone. Lalu, saya jelaskan hal itu bisa dilakukan jika menjadi nasabah BTPN Wow!” bebernya.
Daya tarik lainnya, kata Teguh, nasabah BTPN Wow! tak harus datang ke
kantor BTPN. Mereka cukup mendaftar atau buka rekening melalui agen.
Syaratnya, mereka memiliki
handphone dan nomor seluler sendiri.
”Mereka sempat kaget pembukaan rekening, setor, dan tarik tunai, hanya
membutuhkan telepon genggam sederhana dan dapat dilakukan di tempat saya
maupun agen BTPN Wow! lainnya,” katanya.
Gayung bersambut, warga menjadi antusias dan mulai tertarik menjadi nasabah. Lewat
getok tular
alias kabar dari mulut ke mulut, informasi agen BTPN Wow! Teguh
menyebar hingga ke seluruh warga, termasuk para pekerja pabrik yang kos
di wilayahnya.
Hingga saat ini, jumlah nasabah yang mendaftar melalui Teguh mencapai
835 orang. Dari jumlah itu, nasabah yang tergolong aktif menabung
sebanyak 735 orang. Kebanyakan adalah warga desa setempat, pekerja
pabrik, dan sales. ”Rata-rata tertarik menjadi nasabah BTPN Wow! karena
mudah membeli pulsa seluler,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Teguh, warga tertarik menjadi nasabah BTPN Wow!
karena kemudahan setor dan tarik tunai yang tidak mengenal waktu. Setiap
hari selama pintu toko dan rumah Teguh masih terbuka, akan dilayani.
”Itu yang membuat warga senang menjadi nasabah BTPN Wow!” cetusnya.
Dengan kehadiran BTPN Wow!, warga kemudian rutin menabung. Hampir
setiap hari, pada saat belanja, warga kerap menyisihkan uang untuk
menabung. Rata-rata, per hari, jumlah transaksi di warung milik Teguh
mencapai 30 kali. Jumlah nominal nasabah menabung dalam sehari mencapai
Rp 20 juta. ”Dari setiap transaksi itu, saya mendapatkan komisi. Lumayan
buat tambahan penghasilan,” ujarnya.
Menurutnya, hadirnya agen BTPN Wow! sangat bermanfaat bagi warga di
desanya. Nasabah lebih mudah transaksi dan tidak mengenal waktu. ”Bahkan
ada nasabah yang datang meski toko saya sudah tutup. Mereka tetap
ngetok pintu rumah, katanya mau nabung.
Ya, tetap saya layani,” ucapnya sambil tersenyum.
Begitu antusiasnya nasabah yang menabung, Teguh terpaksa menerapkan
batasan maksimal setoran. Sehari ia batasi maksimal Rp 5 juta per
nasabah. Dia menempuh cara ini karena tidak mau berisiko memegang uang
cash dalam jumlah yang besar. ”Yang
nabung seribu sampai Rp 5 ribu per hari juga ada. Jadi,
susuk (uang sisa, Red) belanja langsung ditabung,” katanya sembari menambahkan untuk penarikan uang, ia tidak membatasi.
Untuk menjadi nasabah BTPN Wow! langkahnya juga mudah. Dengan membawa
KTP atau SIM lalu didaftarkan langsung oleh agen. Tidak butuh waktu
berjam-jam untuk bisa menjadi nasabah. ”Hanya lima menit langsung jadi
nomor rekeningnya,” ujarnya.
Untuk melakukan transaksi, caranya juga cukup mudah. Nasabah hanya tinggal memencet *247# dari
handphone,
nasabah langsung bisa menggunakan fasilitas BTPN Wow!. Keamanan uang
nasabah juga terjamin. Diakui, kendala saat ini yang terjadi, calon
nasabah yang belum teredukasi dengan program BTPN Wow! masih banyak yang
menentang. ”Ya, saya tetap sabar dan terus lanjut,” katanya.
Ada yang unik dilakukan Teguh untuk menjaga nasabahnya tetap
bertransaksi di tempatnya. Salah satunya memberikan hadiah pada waktu
tertentu. ”Terkadang saya beri piring atau payung untuk menjaga nasabah
biar tetap nyaman,” ujarnya.
Dari komisi sebagai agen BTPN Wow!, kini Teguh mampu mengembangkan
usahanya. Toko yang sebelumnya hanya berukuran 3×4 meter, sekarang
menjadi 3 kali lipatnya. Selain itu, varian produk tokonya juga semakin
banyak. ”
Alhamdulillah setelah dua tahun menjadi agen BTPN Wow!, hasilnya sudah bisa dipetik,” ucapnya.
Sales Management Head BTPN Wow! Mohammad Reza Rizal
mengatakan, kehadiran agen sangat membantu masyarakat sekitar untuk
memperkenalkan seputar dunia perbankan. ”Khususnya program BTPN Wow!,”
katanya.
Jika sebelumnya banyak warga yang menyimpan uangnya di bawah bantal,
sekarang memiliki keinginan untuk menabung lewat agen BTPN Wow! yang
terdekat dengan rumahnya. Segmentasi BTPN Wow! sendiri lebih menyasar ke
masyarakat yang belum berbank. ”Selain itu, juga pekerja yang tidak
memiliki waktu banyak untuk menabung di bank,” ujarnya.
Reza menargetkan, agen BTPN Wow! lebih tersebar hingga di setiap RW
di Kabupaten Semarang. Saat ini, di Kabupaten Semarang sudah terdapat
800 agen BTPN Wow!. ”Syarat menjadi agen, di antaranya harus memiliki
tempat usaha, meminta surat keterangan dari desa, dan memiliki
penghasilan dari usaha yang sudah berdiri minimal 2 tahun,” jelasnya.
(*/aro)